Sleman, — Permasalahan sampah merupakan isu lingkungan yang serius di Indonesia, terutama dengan pertumbuhan populasi dan aktivitas konsumsi yang semakin meningkat. Di Kabupaten Sleman, salah satu kontribusi signifikan terhadap volume sampah berasal dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sleman. Menyikapi hal ini, Siti Nur Andariyati, ST, seorang tenaga sanitasi lingkungan di RSUD Sleman, mencetuskan inovasi pengolahan sampah yang dikenal sebagai Pemilahan Sampah Domestik Menambah Nilai Ekonomi (PESONA NENI) sejak tahun 2022.
Program PESONA NENI bertujuan untuk mengatasi permasalahan sampah di RSUD Sleman dengan cara yang berkelanjutan. “Pesonaneni merupakan inovasi pengelolaan sampah domestik yang berkesinambungan, mulai dari sampah dihasilkan sampai menghasilkan nilai ekonomi yang bermanfaat,” ungkap Ndari. Program ini dimulai dengan menyelenggarakan bimbingan teknis pengolahan sampah domestik kepada petugas kebersihan dan pegawai RSUD Sleman untuk membangun visi dan komitmen yang sama dalam pelaksanaan program secara berkesinambungan. Pada akhir acara bimbingan teknis, dilakukan penandatanganan komitmen pemilahan sampah oleh para perwakilan yang hadir.
Sosialisasi program pemilahan sampah juga dilakukan kepada pengunjung dan pasien rumah sakit, dengan harapan mereka turut serta dalam memilah sampah. Dukungan sarana dan prasarana untuk memilah sampah, mekanisme transportasi untuk mengangkut material yang sudah dipilah, serta area pengolahan sampah dan edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya pemilahan sampah memainkan peran penting dalam kesuksesan program ini.
Petugas kebersihan di RSUD Sleman melakukan pemilahan ulang untuk memastikan sampah yang dibuang ke kontainer sudah dipilah dengan benar. Hasil dari pemilahan sampah kemudian dikelompokkan menjadi sampah layak jual, layak kompos, layak kreasi, dan layak manfaat. Sampah layak kompos diolah menjadi kompos, sisa makanan dari dapur dan sampah organik di TPS dimanfaatkan dengan cara menyimpannya dalam wadah biopori bernama Losida (praLOn SIsa DApur). Sementara itu, sampah layak kreasi dan layak manfaat digunakan sebagai wadah untuk menanam sayuran dengan menggunakan media tanah dan kompos produksi sendiri.
Inovasi ini mendapatkan apresiasi luas, termasuk dari Bupati Sleman, Dra. Hj. Kustini Sri Purnomo. “Kami selaku Bupati sangat mendukung dan mengapresiasi inovasi Pesonaneni yang digagas oleh saudari Siti Nur Andariyati. Inovasi ini mendukung program pemerintah Kabupaten Sleman dalam menyelesaikan masalah pengelolaan sampah domestik. Semoga inovasi ini menginspirasi dan dapat diaplikasi oleh masyarakat serta memberikan manfaat bagi Kabupaten Sleman,” ujar Hj. Kustini SP.
Direktur RSUD Sleman, dr. Novita Krisnaeni, M.P.H, juga menyampaikan dukungannya terhadap program ini. “Kegiatan ini mendukung gerakan Rumah Sakit ramah lingkungan atau green hospital dan mendukung Rumah Sakit dalam penilaian Adipura. Inovasi ini merupakan langkah penting dalam pengelolaan sampah di rumah sakit,” jelas dr. Novita.
Program PESONA NENI tidak hanya berhasil mengatasi permasalahan sampah di RSUD Sleman, tetapi juga mengangkat Siti Nur Andariyati sebagai utusan DIY dalam Penilaian Tenaga Kesehatan Sanitarian Teladan 2024 Tingkat Nasional. Semoga program ini terus berkembang dan memberikan inspirasi bagi banyak pihak dalam upaya pengelolaan sampah yang lebih baik.